Pages

Sunday 26 April 2015

Dream Maker 2015, Mimpi Para Pemimpi

Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Kegiatan Dream Maker 2015 yang diselenggarakan oleh komunitas pemuda di Provinsi Aceh yang bernama The Leader. Komunitas yang selama ini konsen dalam membangun mimpi dan saling berbagi inspirasi dikalangan pemuda. Berbekal keinginan untuk memperoleh pengalaman dan inspirasi dari 50 pemuda terpilih dari seluruh Indonesia, akhirnya saya berangkat dari Kota Malang menuju Kota Banda Aceh, Provinsi dimana saya lahir dan dibesarkan.

Dengan sangat antusias, saya mengikuti kegiatan Dream Maker Camp 2015 yang bertempat di Hotel Rumoh PMI Banda Aceh, mulai tanggal 2 sampai 5 April 2015. Saya berangkat dari Bandara Surabaya dan tiba di Medan pada tanggal 25 Maret 2015, lebih awal dari jadwal kegiatan. Karena sebelum kegiatan, saya ingin berbagi inspirasi dengan pemuda/i yang ada di kampung halaman saya yaitu Kabupaten Aceh Timur.

Kegiatan Dream Maker pun dibuka pada tanggal 2 oleh bapak Mardi Wu, CEO Nutrifood Indonesia yang menjadi mentor dari kegiatan ini. Dari awal, saya sangat terkesan oleh rangkaian kegiatan ini. Ya, kegiatan yang mengajak kami untuk bermimpi dan membuat cara mewujudkan mimpi itu. Pak Mardi, mengajarkan kami bahwa setiap orang harus punya mimpi dan setiap orang akan mampu mewujudkan mimpinya. Dan disanalah saya dipertemukan oleh oleh sosok inspiratif yang sungguh yang luar biasa, dan mereka menjadi seperti itu berkat mimpinya. Tidak ada mimpi yang terlalu besar dan tidak ada mimpi yang terlalu kecil semua tergantung seberapa besar usaha kita untuk mewujudkan mimpi itu, kata-kata dari kak Triya Founder dari Griya Schizofren. Selain Pengisi acara yang luar biasa dari berbagai latar belakang yang berbeda seperti Founder Sahabat Pulau, Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Kepala BkkbN Aceh, dan masih banyak lagi dari mereka yang menggugah semangat peserta untuk action menjadi lebih baik.

Selain pembicara yang hebat, saya dipertemukan oleh 49 peserta lainnya yang juga sangat luar biasa. Mereka memiliki bakat dan ciri khas masing-masing. Banyak yang sudah mengikuti berbagai kegiatan ke luar negeri, menjadi pembicara diberbagai forum, mampu 23 bahasa asing, dan masih banyak lagi yang mereka semua adalah orang-orang berpengaruh dalam komunitasnya. Mereka memberikan inspirasi dan semangat tersendiri untuk terus saling berbagi dan memberi manfaat begi sesama. Dan ternyata mereka semua adalah para pemimpi yang terus berusaha mewujudkan satu demi satu mimpinya.

Kegiatan ini membuat saya teringat akan mimpi yang pernah saya tulis dan menjadi kenyataan. Ya, saat SMA tahun 2008 saya menulis keinginan dalam sebuah buku yang menjadi dream book bahwa saya harus menjadi juara nasional. Saat itu, saya tidak tau bagaimana caranya, semua orang tertawa ketika saya mengungkapkan itu. Guru, teman, dan saya sendiri tidak yakin untuk mampu mewujudkannya. Namun saya membayangkan alangkah indahnya kalau mimpi itu menjadi kenyataan. Ternyata, aktifitas yang kita lakukan menggiring kita untuk mencapai mimpi itu. Dan 2 tahun kemudian, mimpi itu menjadi nyata karena saya meraihnya sebagai juara I olimpiade penelitian tingkat nasional dan mendapat medali emas dan uang 10 Juta Rupiah. Hanya air mata sebagai gambaran perasaan saya waktu itu. Pak Menteri dan jajajarannya mengucapkan selamat dan mengalungkan medali itu. Saya masih belum percaya awalnya, dan saya berpikir ini hanya mimpi, teryata benar bahwa itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan.

Dream Maker 2015 mengajarkan saya arti sebuah mimpi dan memahami mimpi yang sangat berarti. Kami adalah para pemimpi yang akan terus mewujudkan mimpi kami satu demi satu, tahap demi tahap, hingga kami menjadi para pemimpi yang sesungguhnya. Bersama 49 pemuda ditambah saya menjadi 50, kami di “paksa” untuk memikirkan mimpi kami dan kami menulis mimpi itu. Bayangkan mulai acara jam 6 pagi dan selesai jam 12 malam kami terus “berlari” untuk mengejar mimpi kami yang selama ini masih tertidur. Dan akhirnya kami mampu untuk membuat mimpi kami dan memahami cara untuk mewujukan mimpi itu. Terkesan, bahagia, dan bersyukur adalah perasaan yang tergambar setelah mengikuti kegiatan itu. Terima kasih para the leader yang telah “memaksa” kami untuk tidak bermimpi diwaktu tidur, tapi menggiring kami untuk bermimpi diwaktu sadar. Dan kami semua yakin mimpi yang kami tulis di Aula Rumoh PMI itu akan menjadi kenyataan 5 sampai 10 tahun yang akan datang. Terima kasih, dan selamat bermimpi.

Wallahu’alam.

3 comments: